Sebelas hari berlalu dari hari Pilkada putaran kedua DKI Jakarta. Melihat berita bagaimana Basuki dan Djarot disirami oleh apresiasi warga mengirimi ribuan bunga papan ke balaikota (menurut berita terkahir sudah berjumlah 2700an bunga papan, yang akhirnya dipajang sampai ke Monas). Bagaimana bisa paslon yang begitu dicintai oleh warganya kalah?
Masa kampanye yang begitu melelahkan, bahkan untuk orang yang tidak terjun langsung. Serangan-serangan isu SARA yang begitu kotor ternyata masih berhasil menggalang massa yang lebih dari cukup untuk menghentikan langkah paslon nomor 2 di DKI. Namun melihat sikap Basuki Djarot yang lebih dari pemenang dengan mengakui kekalahan dan siap untuk membantu paslon pemenang dalam masa transisi membuat ketegangan Pilkada sedikit mencair. Akhirnya warga Jakarta bisa merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat Amerika Serikat saat Trump menang.
Jagoan kalah dulu.
Yang waras yang ngalah.
Mundur selangkah untuk maju dua langkah.
Kekalahan ini hanya salah satu mata rantai dari perjalanan Basuki Djarot. Terima kasih untuk dedikasi Anda terhadap warga Jakarta Pak. You’ll be missed*. Selamat melanjutkan sepak terjang Bapak untuk Indonesia yang lebih baik.
*You’ll be missed by sane voters.